Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Merancang Pembelajaran Yang Inovatif

Merancang Pembelajaran Yang Inovatif
Proses pembelajaran merupakan siklus dari tiga tahapan, yaitu plan, do, dan reflection. Ketiga tahapan ini jika dilakukan secara berkelanjutan dan berbentuk spiral dengan ketiga tahapan tersebut sebagai tiang utama, maka kualitas pembelajaran akan meningkat sekaligus kualitas hasil belajar anak didik juga akan meningkat.

Ketiga tahapan tersebut merupakan siklous yang tidak dapat dipisahkan, perencanaan ditentukan oleh refleksi, refleksi menggunakan data yang dihasilkan dari pelaksanaan, dan pelaksanaan merupakan ekspresi dari perencanaan.

Dalam menyusun rencana pembelajaran, pertama-tama guru akan menentukan tujuan pembelajaran. Berdasarkan tujuan tersebut ditentukan cara mengajar (metode/strategi/ metode/pendekatan/teknik) untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Guru juga menentukan cara menilai keterlaksanaan tujuan pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan cara yang dipilih, akan ditentukan media, sumber belajar, alat dan bahan, yang diperlukan.

Rencana pembelajaran yang disusun guru didasarkan tidak hanya pada standar isi semata (standar kompetensi dan kompetensi dasar) tetapi juga ada variabel lain yang dijadikan pertimbangan.

Variabel-variabel yang juga menentukan mutu rencana pembelajaran adalah Data hasil belajar siswa, Refleksi siswa, Refleksi guru, Teori dan filosofi pembelajaran yang dikuasai guru, Konteks kurikulum, Temuan IPTEK terkini yang diketahui guru, Isu saat ini, Kondisi siswa, Kondisi sekolah.

Dari 9 variabel di atas paling tidak ada tiga variable yang penting dan paling menentukan kualitas rencana pembelajaran, yaitu data hasil belajar siswa, refleksi siswa, dan refleksi guru.

Dalam inkuiri mengajar data hasil belajar siswa, refleksi siswa, dan refleksi guru yang dikumpulkan selama proses pembelajaran, akan dianalisis untuk menjawab hipotesis.

Sebagai contoh, jika hasil belajar dicapai oleh siswa secara optimal berarti rencana pembelajaran yang telah dirancang dan diterapkan merupakan cara yang tepat dalam mengajar.

Sebaliknya, jika hasil belajar tidak optimal berarti rencana pembelajaran perlu diperbaiki. Jadi, data hasil belajar siswa, refleksi siswa, dan refleksi guru variabel utama yang menentukan perkembangan kualitas pembelajaran.

Data untuk menjawab pertanyaan/hipotesis dalam rencana pembelajaran bukan hanya hasil belajar siswa, tetapi juga refleksi guru dan refleksi siswa. Rencana pembelajaran sebenarnya berisikan prediksi guru terhadap situasi pembelajaran.

Sebagai contoh, pada rencana pembelajaran guru merencanakan mendemonstrasikan perilaku bernapas ikan di air yang diberi deterjen dengan konsentrasi yang semakin meningkat. Dari demonstrasi ini diharapkan siswa dapat menyusun pernyataan bahwa respirasi ikan akan meningkat berkaitan dengan peningkatan konsentrasi deterjen.

Pada saat demonstrasi ini diterapkan dalam pembelajaran, terdapat tiga kemungkinan kejadian; respons siswa sesuai prediksi guru, sebagaian sesuai, atau tidak ada satupun siswa yang sesuai prediksi guru. Situasi seperti ini tentu perlu dicatat guru untuk dua kepentingan.

Kepentingan pertama adalah untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan perubahan strategi dalam pembelajaran; kedua, dijadikan bahan refleksi untuk perbaikan rencana pembelajaran yang akan digunakan selanjutnya.

Oleh sebab itu sebuah rencana pembelajaran yang pada dasarnya berisikan prediksi guru, menuntut guru untuk mengidentifikasi kemungkinan respons siswa sehingga guru dapat mengambil tindakan secara cepat dan tepat.

Semoga guru – guru di negeri ini bisa menjadikan dirinya profesional dalam profesi dan mencintai profesi bukan semata-mata gaji. Ingat, generasi anak bangsa ditentukan oleh upaya guru dalam mengajar dan mendidik anak didik di sekolah.

Post a Comment for "Merancang Pembelajaran Yang Inovatif"